Senin, 28 Februari 2011

Masyarakat

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.

Metode Psikologi

Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut : 1. Metodologi Eksperimental Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen.[3] Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. 2. Observasi Ilmiah Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya. 3. Sejarah Kehidupan Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.[3] 4. Wawancara Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan. 5. Angket Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki. 6. Pemeriksaan Psikologi Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.

Wilayah Psikologi

Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia dengan spesialisasi membuat wilayah terapan ini rancu, misalnya, seorang ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau sebaliknya. 1. Psikologi sekolah Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak 2. Psikologi industri dan organisasi Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya 3. Psikologi kerekayasaan Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (human error) 4. Psikologi klinis Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.

sejarah psikologi kognitif

Sejarah dari psikologi kognitif berawal pada saat Plato (428-348SM) dan muridnya Aristotle (384-322SM) memperdebatkan mengenai cara manusia memahami pengetahuan maupun dunia serta alamnya. Plato berpendapat bahwa manusia memperoleh pengetahuan dengan cara menalar secara logis, aliran ini disebut sebagai rasionalis. Lain halnya dengan Aristotle yang menganut paham empiris dan mempercayai bahwa manusia memperoleh pengetahuannya melalui bukti-bukti empiris. Perdebatan ini masih berlangsung seperti pertentangan Rasionalis dari Perancis, Rene Descartes (1596-1650), dan Empiris dari Inggris, John Locke (1632-1704), dengan tabularasa-nya. Seorang fisuf Jerman, Immanuel Kant, pada abad 18 berargumentasi bahwa baik rasionalisme maupun empirisme harus bersinergi dalam membuktikan pengetahuan. Perdebatan ini meletakkan landasan dan mempengaruhi cara berpikir di bidang ilmu psikologi maupun cabang ilmu lainnya. Saat ini ilmu pengetahun mendasarkan paham empiris untuk pencarian data dan pengolahan dan analisis data menggunakan kerangka pikir rasionalis. [sunting] Abad 19 dan 20 Wilhelm Wundt (1832-1920)seorang psikolog dari Jerman mengajukan ide untuk mempelajari pengalaman sensori melalui introspeksi. Dalam mempelajari proses perpindahan informasi atau berpikir, maka informasi tersebut harus dibagi dalam struktur berpikir yang lebih kecil. Aliran strukturisme Wundt berfokus pada proses berpikir, namun aliran fungsionalisme berpendapat bahwa bahwa penting bagi manusia untuk tahu apa dan mengapa mereka melakukan sesuatu. William James (1842-1910)seorang pragmatisme-fungsionalisme melontarkan gagasan mengenai atensi, kesadaran serta persepsi. Setelah itu munculah aliran assosiasi (Edward Lee Thorndike, 1874-1949) yang mulai menggunakan stimulus dan diikuti dengan aliran behaviorisme yang memasangkan antara stimulus dan respon dalam proses belajar. Pendekatan behaviorisme radikal yang dibawakan oleh B.F. Skinner (1904-1990) menyatakan bahwa semua tingkah laku manusia untuk belajar, perolehan bahasa bahkan penyelesaian masalah dapat dijelaskan dengan penguatan antara stimulus dan respon melalui hadiah dan hukuman. Namun pendekatan behaviorisme belum dapat menjawab alasan perilaku manusia yang berbeda misalnya melakukan perencanaan, pilihan dan sebagainya. Edward Tolman (1886-1959) percaya bahwa semua tingkah laku ditujukan pada suatu tujuan. Menggunakan eksperimen dengan tikus yang mencari makanan dalam maze, percobaan ini membuktikan bahwa terdapat skema atau peta dalam kognisi tikus. Hal ini membuktikan bahwa tingkah laku melibatkan proses kognisi. Oleh karena itu beberapa pihak mengakui Tolman sebagai Bapak Psikologi Kognitif Modern. Selain Tolman, Albert Bandura juga mengkritik behaviorisme dengan menyatakan bahwa belajar pun dapat diperoleh melalui lingkungan sosial dari individu. Dalam perolehan bahasa, Noam Chomsky seorang linguis juga mengkritik behaviorisme dengan menyatakan bahwa otak manusia dibekali dengan kemampuan untuk mengenali dan memproduksi bahasa.

definisi psikologi lingkungan

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.

self esteem

harga diri didefinisikan sebagai "... pengalaman yang kompeten untuk menghadapi tantangan dasar kehidupan yang layak kebahagiaan". Menurut Branden, harga diri adalah jumlah rasa percaya diri (perasaan kapasitas pribadi) dan self-menghormati (perasaan bernilai pribadi). Ini ada sebagai akibat dari penghakiman implisit bahwa setiap orang tidak tentang, di satu sisi, / kemampuannya untuk menghadapi tantangan hidup, yaitu, untuk memahami dan memecahkan masalah, dan, di sisi lain, hak untuk mencapai kebahagiaan, atau, dengan kata lain, untuk menghormati dan membela kepentingan sendiri dan kebutuhan. Pendekatan dua faktor, karena beberapa juga menyebutnya, memberikan definisi seimbang yang tampaknya mampu menangani dengan batas mendefinisikan diri terutama dalam hal kompetensi atau nilai sendiri [10]. Branden, AOS deskripsi harga diri termasuk sifat utama sebagai berikut: 1. harga diri sebagai kebutuhan dasar manusia, yaitu, "... itu membuat kontribusi penting untuk proses kehidupan", "... sangat diperlukan untuk normal dan sehat-pengembangan diri, dan memiliki nilai untuk bertahan hidup." 2. harga diri sebagai konsekuensi otomatis dan tak terelakkan dari jumlah pilihan individu dalam menggunakan kesadaran mereka 3. sesuatu yang dialami sebagai bagian dari, atau latar belakang, semua individu pikiran, perasaan dan tindakan. Branden konsep tentang harga diri adalah lulus, melibatkan tiga tingkat utama: * Untuk memiliki diri yang tinggi-harga adalah untuk merasa percaya diri mampu untuk hidup, atau, dalam kata-kata Branden, untuk merasa mampu dan layak, atau merasa hak sebagai pribadi. * Untuk memiliki harga diri yang rendah sesuai dengan tidak merasa siap untuk hidup, atau perasaan yang salah sebagai pribadi. * Untuk memiliki jalan tengah harga diri adalah ragu-ragu antara kedua negara di atas, yaitu, merasa mampu dan tidak berguna, benar dan salah sebagai pribadi, dan untuk menunjukkan ini incongruities dalam perilaku, bertindak pada waktu dengan bijaksana, dan pada tergesa-gesa lain, sehingga memperkuat rasa tidak aman. Implisit harga diri mengacu pada disposisi seseorang untuk mengevaluasi diri positif atau negatif secara spontan, otomatis, atau tidak sadar. Ini berbeda dengan harga eksplisit diri, yang memerlukan lebih sadar dan reflektif evaluasi diri. Kedua self-esteem eksplisit dan implisit harga diri adalah subtipe harga diri yang tepat. Implisit harga diri adalah dinilai menggunakan ukuran tidak langsung pengolahan kognitif, termasuk Nama Surat Tugas [11] tindakan tidak langsung tersebut dirancang untuk mengurangi kesadaran, atau kontrol, proses penilaian. Ketika digunakan untuk menilai implisit harga diri, mereka fitur rangsangan dirancang untuk mewakili kata ganti diri pribadi, seperti (misalnya, "saya") atau huruf dalam nama seseorang. Namun, peneliti secara tidak langsung dapat menilai kualitas harga diri dalam beberapa cara: 1. dalam hal keteguhan dari waktu ke waktu (stabilitas) 2. dalam hal kemerdekaan rapat kondisi tertentu (non-darurat) 3. dalam hal sifat tertanam pada tingkat yang psikologis dasar (implicitness atau automatized)