Jumat, 04 Maret 2011

dalam suatu kamar asrama, akan berakibat apakah satu ruangan yg ditambah perabotan secara terus-menerus ?

Akan terjadi kesesakkan karena ruangan akan menjadi sempit dan kurangnya sirkulasi udara dan cahaya yang terlihat dari luar dan udara yang masuk kurang banyak.

Apa pengaruh estetika pada individu dalam seting kota ?

Bila estetika dalam setting kota sangat bagus akan berpengaruh besar evaluasi individu terhadap lingkunagan, mempengaruhi pemilihan tempat tinggal individu dan akan memberikan stimulasi yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

untuk meneliti perbedaan perilaku yg terjadi pada ruang kelas yg memiliki kapasitas 30 orang dan 100 orang, maka metode apakah yg dapat dipakai?

Studi korelasi

Jelaskan apa yang dimaksud dengan seting perilaku dengan memberi contoh kehidupan sehari-hari ?

(Teori Medan) yang merupakan salah satu langkah awal dari teori yang mempertimbangkan interaksi antara lingkungan dengan manusia. Lewin juga menhgatakan bahwa tingkah laku adalah fungsi dari kepribadian dan lingkungan, sehingga dapat diformulasikan menjadi : T L= f(P.L) TL = tingkah laku f = fungsi P = pribadi L = lingkungan Berdasarkan rumusan tersebut, Lewin mengajukan adanya kekuatan-kekuatan yang terjadi selama interaksi antara manusia dan lingkungan. Masing-masing komponen tersebut bergerak suatu kekuatan-kekuatan yang terjadi pada medan interaksi, yaitu daya tarik dan daya mendekat dan daya tolak dan daya menjauh. Sebelum kita kenal istilah psikologi lingkungan yang sudah baku, semula Lewin memberikan istilah ekologi psikologi. Lalu pada tahun 1947, Roger Barker dan Herbert Wright memperkenalkan istilah setting perilaku untuk suatu unit ekologi kecil yang melingkupi perilaku manusia sehari-hari. Istilah psikologi arsitektur pertama kali diperkenalkan ketika diadakan konferensi pertama di Utah dan jurnal profesional pertama yang diterbitkan pada akhir tahun 1960-an banyak menggunakan istilah lingkungan dan perilaku. Baru pada tahun 1968, Harold Proshansky dan William Ittelson memperkenalkan program tingkat doktoral yang pertama dalam bidan psikologi lingkungan di CNUY (City University of New York) (Gifford, 1987). Strategi penelitian dalam psikologi lingkungan pertama kali digariskan oleh Craik (1968), berdasarkan pada strategi yang dominan dalam penilaian kepribadian. masalah pengukuran dengan alami di garis depan dalam penelitian awal dalam psikologi lingkungan. Secara khusus, hal itu perlu untuk kemajuan bahwa metode dikembangkan untuk menilai pengaturan fisik luar laboratorium psikologis serta untuk menilai bagaimana orang bereaksi terhadap pengaturan tersebut. Sejarah psikologi lingkungan serta status saat ini didokumentasikan dalam serangkaian tinjauan komprehensif yang diterbitkan dalam Annual Review Psikologi, lihat, misalnya, Sundstrom et al. (1996).

Kamis, 03 Maret 2011

Perbedaan dalam hal apakah dibedakannya ambient condition dan Architectural Features ?

Wrighstman dan Deaux (1981) membedakan dua bentuk kualitas lingkungan: a. Ambient Condition Menurut Rahardjani (1987) dan Ancok (1988) kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu dan mempengaruhi perilaku yaitu : kebisingan, temperatur, kualitas udara, pencahayaan dan warna. - Kebisingan, temperatur dan kualitas udara Ancok (1989) keadaan bising dan temperatur yang tinggi akan mempengaruhi emosi para penghuni. Kebisingan menurut Rahardjani (1987) juga akan berakibat menurunnya kemampuan untuk mendengar dan turunnya konsentrasi belajar pada anak. - Kebisingan Menurut Sarwono (1992) terdapat tiga faktor yang menyebabkan suara secara psikologis yang dianggap bising, yaitu : volume, perkiraan dan pengendalian. Menurut Holahan (1982) hasil penelitian laboratorium menunjukan bahwa kebisingan secara psikologis dapat menjadi penyebab reaksi fisiologis sistematis yang secara khusus dapat diasosiasikan dengan stres. - Suhu dan polusi udara Menurut Holahan (1982) tingginya suhu dan polusi udara dapat menimbulkan dua efek, yaitu efek kesehatan dan efek perilaku. Rahardjani (1987) melihat bahwa suhu dan kelembaban rumah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : warna dinding dala dan luar rumah, volume ruang, arah sinar matahari, dan jumlah penghuni. Aliran udara menurut Mom dan Wielsebrom (dalam Siswanto, 1986) sangat penting karena secara fisiologis aliran udara berfungsi sebagai pasokan oksigen untuk pernapasan, mengalirkan uap air yang berlebih dan asap, mengurangi konsentrasi gas dan bau, mendinginkan suhu dan membantu penguapan keringat manusia. - Pencahayaan dan warna Menurut Fisher, dkk (1984) terdapat banyak efek pencahayaan yang berkaitan dengan perilaku. Ruang yang gelap tentu saja lebih kondusif untuk menjalin keintiman daripada ruangan yang diberi pencahayaan terang. Corwin Bennet (dalam Holahan, 1982) menemukan bahwa penerangan yang lebih kuat ternyata mempengaruhi kinerja visual kita menjadi semakin cepat dan teliti. Warna dapat mempengaruhi kita secara langsung maupun ketika menjadi bagian dari suatu seting. Warna juga dapat menentukan seberapa baik pencahayaan suatu ruangan tampak oleh kita. b. Architectural Features Yang tercakup didalamnya adalah seting-seting yang bersifat permanen. Misalnya didalam suatu ruangan, yang termasuk didalamnya antara lain konfigurasi dinding, lantai, atap serta pengaturan perabot dan dekorasi. Dalam suatu gedung architectural features meliputi lay out tiap lantai, desain dan perlakuan ruang dalam dan sebagainya. Arsitektur dan desain adalah bentuk seni. Kualitas estetis dari lingkungan yang dibentuk dapat sangat mempengaruhi seperti halnya keindahan alamiah. Lingkungan yang menarik juga dapat membuat orang merasa lebih baik. Pengaturan perabotan dalam ruangan dapat pula mempengaruhi cara orang mempersepsi ruang tersebut. Dapat pula digunakan untuk membantu mengatur perencanaan tata ruang arsitektur suatu seting.

mengapa psikologi lingkungan memerlukan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu ?

Proshansky (1974) ia melihat dan mengatakan bahwa psikologi lingkungan memberi perhatian terhadap manusia, tempat serta perilaku dan pengalaman-pengalaman manusia dalam hubungannya dengan seting fisik. Lingkungan fisik tidak berarti rangsang-rangsang fisik (seperti cahaya, sound, suhu, bentuk, warna dan kepadatan) terhadap objek-objek fisik tertentu, tetapi lebih dari itu merupakan kompleksitas yang terdiri dari beberapa seting fisik dimana seseorang tinggal, berinteraksi dan beraktivitas. Sehubungan dengan lingkungan fisik, pusat perhatian psikologi lingkungan adalah lingkungan binaan (built environtment). Ruang ligkup psikologi lingkungan lebih jauh membahas : rancangan (desain), organisasi dan pemaknaan, ataupun hal-hal yang lebih spesifik seperti ruang-ruang, bangunan-bangunan, ketetanggaan, rumah sakit dan ruang-ruangnya, perumahan, apartemen, museum, sekolah, mobil, pesawat, teater, ruang tidur, kursi, seting kota, tempat rekreasi, hutan alami, serta seting-seting lain pada lingkup yang bervariasi ( Proshansky, 1974) Sosiologi lingkungan yang muncul pada tahun 1970-an merupakan cabang ilmu yang amat dekat dengan psikologi lingkungan. Perbedaannya terletak pada unit analisisnya. Jikalau psikologi lingkungan unit analisisnya adalah manusia dan kumpulan manusia sebagai individu, maka sosiologi lingkungan unit analisisnya adalah unit-unit dalam masyarakat seperti penduduk kota, pemerintah, pengunjung taman rekreasi dan sebagainya. Jenis-jenis lingkungan didalam psikologi lingkungan yang beberapa diantaranya juga banyak digunakan dalam psikologi lingkungan adalah (Sarwono, 1992) : * Lingkungan alamiah (natural environment) seperti : lautan, hutan dan sebagainya. * Lingkungan buatan/binaan (built environment) seperti : jalan raya dan perumahan. * Lingkungan sosial * Lingkungan yang dimodifikasi Dua jenis lingkungan yang pertama adalah yang juga lazim digunakan dalam psikologi lingkungan. Sementara itu, Veitch dan Arkklein (1995) menetapkan bahwa psikologi lingkungan merupakan suatu area dari pencarian yang bercabang dari sejumlah disiplin, seperti biologi, geologi, psikologi, hukum, geografi, ekonomi, sosiologi, kimia, fisika, sejarah, filsafat, beserta sub disiplin dan rekayasanya. Oleh karena itu berdasarkan ruang lingkupnya, maka psikologi lingkungan selain membahas seting-seting yang berhubungan dengan manusia dan perilakunya, juga melibatkan disiplin ilmu yang beragam.

Apa yg dimaksud dengan transactional interdependency antara manusia dengan lingkungannya ?

Menurut tokoh yang mengemukakan transactional interdependency mery dan Tryst (dalam Soesilo, 1989) melihat bahwa hubungan antar manusia dengan lingkungannya merupakan suatu jalinan transactional interdependency atau terjadi ketergantungan satu sama lain. Hal ini hampir sama dengan pendapat Guilford, yaitu manusia mempengaruhi lingkungannya. Untuk selanjutnya lingkungan akan mempengaruhi manusia, demikian pula terjadi sebaliknya. Veitch dan Arkkelin (1995) mendefinisikan psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan, yang memfokuskan interrelasi anatar perilaku dan pengalaman manusia sabagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial. Jadi kita dapat disimpulkan bahwa psikologi ligkungan adalah ilmu yang mempelajari transaksi antara individu dengan lingkungan. Misalnya bagaimana pengaruh desain fisik (ruang atau bangunan) terhadap aspek-aspek psikologis, seperti persepsi, kognisi, relasi sosial, perilaku abnormal, dan lainnya yang dapat kita tau dari berbagai sumber lainnya.