Rabu, 02 Desember 2009

cinta(hormon feromon)

Semua orang pasti tahu kalau cinta punya efek yang dahsyat.Cinta bisa membuat perbedaan menjadi selaras dan dapat memaklumi segala kekurangan.Rasa cinta itu sendiri sangat mempengaruhi psikologis seseorang,apabila seseorang sedang jatuh cinta apapun akan di lakukan agar dapat membahagiakan pasangannya.Rasa saling memiliki bisa membuat diri merasa berharga dan membuat diri merasa berguna.Cinta dalam keluargapun sangat di butuhkan masing-masing personil keluarga untuk menjaga kesehatan mental keluarga itu sendiri,bisa di bayangkan anak-anak yang tumbuh akibat perceraian orang tua yang sudah tidak ada kecocokan lagi,jika anak tersebut tidak dapat menerima apa yang terjadi,anak akan menghadapi berbagai ketidakmatangan kepribadian dalam dirinya sehingga anak hasil keluaran broken home ini bisa terbawa hal-hal negatif yang dapat merusak kepribadiannya.Maka dari itu cinta membawa pengaruh sangat besar dalam lingkungan internal maupun eksternal dalam lingkungan seseorang. Secara ilmiah, perasaan cinta dan kasih sayang yang timbul antara dua orang yang berlainan jenis tidak terlepas dari peranan senyawa-senyawa kimia yang membentuk rasa cinta diantara keduanya. Salah satu senyawanya adalah senyawa feromon. Istilah feromon (pheromone) berasal dari bahasa Yunani yaitu phero yang artinya pembawa dan mone sensasi.Senyawa feromon sendiri didefinisikan sebagai suatu subtansi kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh mahluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu proses reproduksi. Senyawa feromon pada manusia terutama dihasilkan oleh kalenjar endokrin pada ketiak, wajah (pada telinga, hidung, dan mulut), kulit, dan kemaluan dan akan aktif apabila yang bersangkutan telah cukup umur (baligh). Sifat dari senyawa feromon sendiri adalah tidak dapat dilihat oleh mata,(mudah menguap), tidak dapat diukur, tetapi ada dan dapat dirasakan oleh manusia. Senyawa feromon ini biasa dikeluarkan oleh tubuh saat sedang berkeringat dan dapat tertahan dalam pakaian yang kita gunakan.dalam psikologis,senyawa feromon dapat mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh terutama otak kecil manusia dan diklaim mempunyai andil dalam menimbulkan rasa ketertarikan manusia pada manusia yang lain, baik itu perasaan cinta, suka, gairah seksual, siklus haid, atau bahkan saat memilih mana orang yang dapat dijadikan teman yang cocok. Senyawa feromon dapat menimbulkan rasa ketertarikan antara dua orang berlainan jenis dengan bekerja layaknya pemicu dalam reaksi-reaksi kimia. Prosesnya adalah ketika dua orang berdekatan dan bertatapan mata, maka feromon yang kasat mata dan volatil, akan tercium oleh organ tubuh manusia yang paling sensitif yaitu vomeronasalorgan (VNO) yaitu organ dalam lubang hidung yang mempunyai kepekaan ribuan kali lebih besar daripada indera penciuman. Organ VNO ini terhubung dengan hipotalamus pada bagian tengah otak melalui jaringan-jaringan syaraf. Setiap feromon berhembus dari tubuh, maka senyawa ini akan tercium oleh VNO dan selanjutnya sinyal ini akan diteruskan ke hipotalamus (yang mengatur emosi manusia) agar memberikan respon/tanggapan.Tanpa perlu menunggu lama hanya setiap sepersepuluh ribu detik, maka akan ada respon dari otak melalui perubahan psikologis tubuh manusia baik itu perubahan pada detak jantung (berdetak lebih kencang), pernafasan (beraturan atau tidak), temperatur tubuh (panas dingin), nafsu, peningkatan pada kalenjar hormon baik itu kalenjar keringat, dan kerja dari produksi hormon testoteron (pada laki-laki) atau hormon esterogen (pada wanita). Jatuh cinta mengaktifkan pusat 'kenikmatan' di otak sehingga meningkatkan hormon dopamine yang membuat orang merasa senang.Aktifnya hormon tersebut bisa menimbulkan perasaan 'ketagihan' pada seseorang. Salah satu makanan yang dapat merangsang hormon dopamine adalah cokelat. Karena itu jarang orang bisa berhenti makan cokelat pada gigitan pertama.Selain itu cokelat dapat meningkatkan mood seseorang dan membuat perasaan menjadi bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar