Rabu, 02 Desember 2009

memori(Lupa)

Memori sangat tergantung pada persepsi atau pengalaman,sehingga pengalaman-pengalaman itu sendiri meninggalkan jejak di otak kita.Masing-masing memori dalam setiap kepala mempunyai kapasitas yang berbeda(individual differences). Beberapa pengalaaman yang tidak meninggalkan impresi tertentu umumnya tidak disimpan sehingga muncul kelupaan. Kita dapat memahami bahwa ingatan tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang telah pernah dialaminya saja,tetapi juga kemampuan untuk menerima(encoding),menyimpan(storage) dan menimbulkan kembali(retrieval). Ada 4 teori tentang lupa : 1. Decay Theory Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali(rehearsal).Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak(Memori Traces) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran,akan rusak atau menghilang.Teori ini juga di sebut atropi atau teori desense.sehingga sangat jelas bahwa teori ini menitikberatkan pada lama interval yang menunjukan tentang lamanya waktu antara pemasukan bahan sampai ditimbulkannya kembali bahan itu. Sebagai contoh kasus Mahasiswa yang belajar hanya pada malam kuis,ia akan mengalami kelupaan jikalau bahan-bahan kuis tersebut tidak di baca kembali pada semester-semester berikutnya 2. Teori interferensi Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori(tidak mengalami keausan),akan tetapi jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk,mengganggu satu sama lain.Bisa jadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat informasi yang lama,tetapi bisa juga terjadi sebaliknya.Jelas bahwa teori ini menitikberatkan pada isi interval yaitu aktivitas-aktivitas yang terdapat atau yang mengisi interval.aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusakan atau mengganggu jejak ingatan sehingga kemungkinan individu akan mengalami kelupaan. 3. Teori retrieval Failure Informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada,tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi.Kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai.dengan demikian,bila syarat tersebut dipenuhi(di sajikan petunjuk yang tepat),maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali. Contoh kasusnya apabila kita mengingat nada lagu tetapi tidak dapat menyanyikannya dan tidak tahu apa judulnya,ketika lagu itu sedikit saja di nyanyikan oleh orang lain maka kita dapat lancar menyanyikan kembali lagu tersebut. 4. Teori Motivated Forgetting Kita akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan.Hal-hal yang menyakitkan atau cenderung tidak menyenangkan ini akan di tekan atau tidak di perbolehkan muncul dalam kesadaran.Teori ini didasarkan teori psikoanalisis yang di pelopori oleh Sigmund Freud.Jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada. Contoh kasusnya jika seseorang patah hati sehingga menimbulkan trauma yang dalam namun ego berkembang untuk mengubah pandangan id yang sedang terguncang,seseorang mulai mencari kesibukan sehingga lupa akan hal-hal yang dapat membuat id terguncang lagi.Ego pun menetralkan id dan superego sehingga dari keterpurukan seseorang dapat lupa akan ingatan yang menyakitkan. 5. Lupa karena sebab-sebab fisiologis Para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik yang disebut engram.gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut amnesia.Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan beberapa waktu yang lalu,yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia retrogard.Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja di terimanya,ia dikatakan menderita amnesia anterogard.karena proses lupa pada kedua kasus ini erat hubungannya dengan factor-faktor biokimiawi otak. Misalnya karena kecelakaan sehingga menyebabkan lupa ingatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar