Kamis, 03 Desember 2009

Shizophrenia

Schizophrenia merupakan gangguan klinis pada otak,dimana penderita mengalami sensasi chayal atau delusi sehingga selama seseorang mengidap penyakit tersebut, ia berhalusinasi,seolah melihat, merasa atau mendengar sesuatu yang sebetulnya tidak obyektif atau tidak nyata. Penyesatan pikiran (delusi) adalah kepercayaan yang kuat dalam menginterpretasikan sesuatu yang kadang berlawanan dengan kenyataan. Misalnya, pada penderita schizophrenia, lampu trafik di jalan raya yang berwarna merah kuning hijau, dianggap sebagai suatu isyarat dari luar angkasa. Beberapa penderita schizophrenia berubah menjadi seorang paranoid. Mereka selalu merasa sedang diamat-amati,diintai,atau hendak diserang.Orang dengan schizophrenia dapat mendengar suara yang tidak didengar orang lain atau mereka dapat percaya bahwa orang lain membaca pikiran mereka, mengendalikan pikiran mereka atau berencana menyakiti mereka. Pengalaman-pengalaman ini amat mengerikan dan dapat menyebabkan ketakutan, kecanduan atau kemarahan yang ekstrim. Orang dengan schizophrenia dapat berbicara yang tidak masuk akal, dapat duduk selama berjam-jam tanpa bergerak atau banyak bicara,atau dapat terlihat baik-baik saja sampai mereka mengatakan apa yang sebenarnya mereka pikirkan.Faktor-faktor yang mempengaruhi schizhophrenia adalah perubahan struktur fisik otak, perubahan struktur kimia otak, dan faktor genetik,otak yang terserang schizophrenia,akan mengalami kerusakan pada sistem komunikasi. Kebanyakan penderita tidak mampu memahami hubungan antara kenyataan dan logika. Karena penderita schizophrenia tidak mampu mengatur pikirannya membuat mereka berbicara secara serampangan dan tidak bisa ditangkap secara logika. Ketidakmampuan dalam berpikir mengakibatkan ketidakmampuan mengendalikan emosi dan perasaan. Hasilnya, kadang penderita schizophrenia tertawa sendiri atau berbicara sendiri dengan keras tanpa mempedulikan sekelilingnya.Gejala yang timbul seperti penarikan diri dari sosial, kelakuan yang tidak biasa dalam berbicara, berpikir, ataupun kelakuan sehari-hari,yang mungkin mendahului atau terlihat bersamaan dengan gangguan kejiwaan lainnya.Penderita schizophrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya.Auditory hallucinations, gejala yang biasanya timbul, yaitu penderita merasakan ada suara dari dalam dirinya.Kadang suara itu dirasakan menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapi kadang suara itu menyuruhnya melakukan sesuatu yang sangat berbahaya dan kejam,seperti bunuh diri bahkan membunuh orang lain. Penderita schizophrenia kehilangan motivasi yang berarti kehilangan energi dan minat dalam hidup yang membuat penderita menjadi orang yang pemalas. Karena penderita schizophrenia hanya memiliki energi yang sedikit, mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang lain selain tidur dan makan. Perasaan yang tumpul membuat emosi penderita schizophrenia menjadi datar. Penderita schizophrenia tidak memiliki ekspresi baik dari raut muka maupun gerakan tangannya, seakan-akan dia mati dan tidak memiliki emosi apapun. Tapi ini tidak berarti bahwa penderita schizophrenia tidak bisa merasakan perasaan apapun. Mereka mungkin bisa menerima pemberian dan perhatian orang lain, tetapi tidak bisa mengekspresikan perasaan mereka.Schizoprenia terjadi karena pengalaman traumatik pada saat anak-anak dengan mengalami kekerasan sehingga menimbulkan perilaku dewasa yang buruk dan menyimpang. Sebagian besar penderita didiagnosa saat masih remaja sekitar awal 20-an, tetapi jika mereka bisa didiagnosa lebih awal, mereka dapat diobati secara lebih efektif dan mereka dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik sehingga besar kemungkinan penderita berangsur-angsur pulih walaupun tidak sembuh secara total.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar