Kamis, 21 Oktober 2010

Aturan dalam Kelompok

Lima aturan dalam Pengambilan keputusan kelompok sebagai cara memecahkan perbedaan pendapat di dalam kelompok: 1. Unanimity: diskusi berfungsi untuk menekan mereka yang deviant untuk conform. 2. Majority Wins: diskusi berfungsi menguatkan posisi mayoritas yang kemudian terjadi posisi kelompok. 3. Truth Wins: diskusi memunculkan posisi yang dianggap benar. 4. Two-thirds majority: keputusan kelompok diambil hanya jika tercapai mayoritas dua pertiga. 5. First shift: kelompok mengambil keputusan konsisten dengan peralihan opini.

Jenis Dinamika Massa

Freud menyatakan bahwa struktur pribadi manusia itu terdiri dari tiga bagian yaitu: a. Das Es atau The Id yaitu berupa dorongan-dorongan, nafsu-nafsu yang pada dasarnya itu semua membutuhkan pemenuhan, ingin muncul, ingin keluar. b. Das Ich atau The Ego, yaitu merupakan sinsor untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya, teruatama dengan norma-norma yang ada, di sini berfungsinya pikiran. c. Das Uber Ich atau The Super Ego, merupakan kata hati yang berhubungan dengan moral baik buruk. Bila das es mau keluar, tetapi tidak diperbolehkan oleh das ich karena tidak sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat, maka dorongan-dorongan/ das es kemudian ditekan masuk dalam kompleks tersedak, masuk dalam bawah sadar. Apa yang masuk dalam kompleks tidak mai, tidak hilang, tetapi dalam keadaan laten kompleks terdesak ke permukaan. Ke alam sadar pemunculan tersebut terjadi bila sensor yaitu das ich dalam keadaan tidak aktif atau kurang baik berfungsinya. Dalam kehidupan bermasyarakat adanya norma-norma atau aturan-aturan tertentu, yang merupakan pedoman-pedoman atau batasan-batasan yang membatasi gerak atau perilaku anggota masyarakat. Maka dengan adanya norma-norma tersebut, sebagai anggota masyarakat baik tidak dapat berbuat seenaknya. Jadi ini berarti bahwa norma-norma itu berfungsi menghalangi dorongan-dorongan yang ingin mendapat pemuasan, karena the ego yang berfungsi menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, yaitu menyesuaikan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Aras dasar uaraian tersebut di atas, dapat dikemukakan salah satu analisis mengenai perbuatan massa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasarinya. Yaitu orang bertindak dalam massa adalah berdasarkan atas dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan dan sebagainya yang muncul dari bawah sadar yang semula ditekannya. Karena itu, bila banyak hal yang ditekan merupakan suatu pertanda yang kurang baik, sebab pada suatu waktu dapat muncul di permukaan bila keadaan memungkinkan. Berkaitan dengan hal tersebut, dapat diambil langkah-langkah untuk pencegahannya yaitu sebagai berikut: 1) Menghindari hal-hal yang sekiranya dapat menimbulkan kekecewaan/ frustasi karena hal tersebut dapat menyebabkan sumber terjadinya massa aktif. 2) Menampung pendapat-pendapat yang ada permasalahan agar dapat segera diatasi. 3) Sebagai pemimpin yang baik harus dapat memberikan contoh kepada yang dipimpinnya, sebab pemimpin adalah sebagai tempat identifikasi dari yang dipimpinnya. 4) Sebagai seorang pemimpin sebaiknya bila memberikan janji-janji maka haruslah ditepati, jika tidak dapat menepati janji maka jangan memberikan janji agar tidak menimbulkan frustasi. Tetapi apabila telah terjadi gerakan massa (massa aktif) maka pimpinan yang dikehendaki adalah pimpinan yang tegas, tidak ragu-ragu dan berani bertindak. Pimpinan yang ragu-ragu akan membuat massa menjadi kacau dan kehilangan arah, karena itu ada pendapat yang menyatakan bahwa barang siapa yang berani muncul di tengah-tengah massa, maka dialah yang akan memegang massa itu.

Proses dinamika gerakan massa dan kondisi psikologis individu dalam Massa

Proses Dinamika Gerakan Massa 1. Pemusatan perhatian 2. Penciptaan suasana kebersamaan 3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa 4. Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju E. Individu Dalam Massa * • Kehilangan kepribadian yang sadar dan rasional, tindakan kasar dan irasional, menurut secar membabi buta pada pemimpin * • Melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kebiasaan → agresi Teori frustasi-agresi dari Fuller-Miller, mengemukakan: * • agresivitas merupakan cerminan dari frustasi yang dirasakan oleh massa * • kuat lemahnya tergantung besar kecilnya hambatan dalam mencapai tujuan tersebut Menurut Sidis, individu dalam massa akan terkena hipnotis bentuk ringan sehingga pertimbangan kritis hilang Kondisi Psikologis Individu Dalam Massa Menurut Gustave Le Bon, massa itu mempunyai sifat-sifat psikologis tersendiri. Orang yang tergabung dalam suatu massa akan berbuat sesuatu, yang perbuatan tersebut tidak akan diperbuat bila individu itu tidak tergabung dalam suatu massa. Sehingga massa itu seakan-akan mempunyai daya melarutkan individu dalam suatu massa, melarutkan individu dalam jiwa massa. Seperti yang dikemukakan oleh Durkheim bahwa adnaya individual mind dan collective mind, yang berbeda satu dengan yang lain. Menurut Gustave Le Bon dalam massa itu terdapat apa yang dinamakan hukum mental unity atau law mental unity, yaitu bahwa massa adalah kesatuan mind, kesatuan jiwa. Menurut Allport, sekalipun kurang dapat menyetujui tentang collective mind tetapi dapat memahami tentang pemikiran adanya kesamaan (conformity), tidak hanya dalam hal berpikir dan kepercayaan, tetapi juga dalam hal perasaan (feeling) dan dalam perbuatan yang tampak (overt behaviour).

Lima Tipe Kesalahan Mendasar dalam Psikologi Massa

Reicher & Potter (1985) mengidentifikasi adanya lima tipe kesalahan mendasar dalam psikologi tentang kerumunan (perilaku massa) di masa lalu dan masa kini. Kesalahan-kesalahan itu, meliputi yaitu: (1) abstraksi tentang episode kerumunan bersumber dari konflik antar-kelompok, (2) kegagalan untuk menjelaskan proses dinamikanya, (3) terlalu dibesar-besarkannya anonimitas keanggotaannya, (4) kegagalan memahami motif anggota kerumunan, dan (5) selalu menekankan pada aspek negatif dari kerumunan. Reicher (1987), Reicher & Potter (1985) selama ini melihat adanya dua bentuk bias dalam memandang teori kerumunan (crowds) yaitu bias politik dan bias perspektif. Bias politik terjadi karena teori kerumunan disusun sebagai usaha mempertahankan tatanan sosial dari mob dan tindakan kerumunan selalu dipandang sebagai konflik sosial. Sementara itu bias perspektif terjadi karena para ahli hanya berperan sebagai orang luar (outsider) yang hanya mengamati masalah tersebut. Akibatnya, terjadi kesalahan dalam memandang tindakan kerumunan secara objektif.

Tahap-tahap Munculnya Gerakan Massa

Ada 3 tahap dalam setiap munculnya gerakan massa: 1. Periode inkubasi Ini merupakan kunci munculnya gerakan massa, menjelaskan tentang inkubasi faktor-faktor penyebab munculnya ketegangan structural. Diawali oleh munculnya perubahan structural masyarakat yang terjadi akibat perkembangan yang mengarah pada struktur yang bertingkat-tingkat dan struktur social yang berbeda-beda. 2. Periode Aksi Periode ini dianggap sebagai munculnya aksi yang diperlihatkan dalam gerakan spontanitas, yang cenderung anomie. Gerakan massa ketika sudah berubah ke tingkat aksi ini, maka perlu diupayakan adaptasinya atau penyelesaian. 3. Periode Adaptasi Periode ini merupakan pelaksanaan kontrol sosial (operation of social control), sebagai suatu proses pengadaptasian gerakan yang sudah muncul ke permukaan (adaptation or institutionalization period). Menurut Smelser, ada dua cara dalam periode ini: a) Dengan cara aksi represif, melalui pendudukan lokasi gerakan dengan tekanan-tekanan. b) Dengan cara mengidentifikasi nature of movement itself, yaitu upaya memahami gerakan massa dari sifat dasarnya

Penyebab munculnya Gerakan Massa

Menurut Smelser, sebab-sebab yang menimbulkan gerakan massa ada 6, yaitu: 1. Kondusifitas struktural (structural condusivesness) 2. Ketegangan struktural (structural strain) 3. Tersebarnya kepercayaan/keyakinan yang umum (spread of the generalized belief) 4. Faktor-faktor yang mempercepat (precipitating factor) 5. Mobilisasi partisipan untuk bertindak/aksi (mobilization of participants for action) 6. Pelaksanaan kontrol sosial (operation of social control)

Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi – organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan menggambarkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Dalam komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak. Ciri-ciri komunikasi massa 1. Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas. 2. Komunikator memiliki keahlian tertentu 3. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana 4. Khalayak yang dituju heterogen dan anonim 5. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan 6. Ada pengaruh yang dikehendaki 7. Dalam konteks sosial terjadi saling mempengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya. 8. Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi. sumber :wikipedia

Kondisi Psikologis Individu dalam Massa

Berikut ini adalah jenis – jenis peranan individu dalam massa : 1. Penggalak : memuji, menyetujui, menerima, menunjukan kehangatan dan kesetiakawanan 2. Wasit : melerai pertikaian antar anggota 3. Kompromis : menawarkan kompromi 4. Pengamat : menyimpan catatan berbagai aspek proses massa 5. Pengikut : mengikuti kegiatan / aktivitas massa ; pasif 6. Penjaga gawang : mambuka saluran komunikasi dengan mendorong partisipasi yang lain 7. Agresor ; merendahkan status yang lain 8. Penghambat : bersikap negatif, selalu menolak dan membantah 9. Pencari muka : sering membual 10. Pengungkap diri : pengungkap perasaan 11. Dominator : menguasai orang lain 12. Help seeker : berusaha menarik simpati sumber : psikologi massa – Drs. H. Dedi Herdiana

Massa dan Agregat

Pengertian Massa Massa secara umum berbeda dengan pengertian massa dalam komunikasi. Secara umum massa diartikan sebagai orang yang tidak saling mengenal, berjumlah banyak, anggotanya heterogen, berkumpul di suatu tempat dan tidak individualistis. Massa memiliki kesadaran diri yang rendah, tidak dapat bergerak dengan terorganisir, tidak bertindak untuk dirinya sendiri melainkan terdapat “dalang” di belakangnya yang berfungsi memanipulasi mereka. Ini berbeda pengertiannya bila dikaitkan dengan ilmu komunikasi. Massa dalam komunikasi lebih menekankan pada penerima pesan media massa atau disebut audience. Yang pasti adalah komunikasi massa bersifat umum dan bebas. Komunikasi massa harus selalu menggunakan peralatan modern untuk menyebarkan pesan, ini adalah salah satu ciri komunikasi massa yang tidak boleh ditinggalkan. Perbedaan massa dengan agregat adalah banyaknya individu, jumlah individu dalam agregat hanya sebagian dari jumlah massa ( massa lebih banyak ), massa terorganisir sedangkan agregat tidak terorganisir dan tidak saling mengenal satu sama lain, biasanya agregat tidak saling menyadari keberadaan satu sama lain sedangkan massa sebaliknya.

Massa Pasif

Massa pasif yang disebut dengan audience adalah kumpulan orang – orang yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang berkumpul untuk mendengarkan ceramah, menonton pertunjukan seperti sepakbola, dll. sumber : klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/

Massa Aktif

1. Massa aktif yang disebut dengan mob, mob adalah kerumunan yang cenderung merusak dan melakukan tindakan kekerasan. Mob terbentuk karena telah adanya tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal, tawuran dsb Menurut Mc Laughlin, ada 3 kondisi yang melatarbelakangi, yaitu: * adanya permasalahan yang cukup serius * upaya penyelesaian masalah yang tertunda * adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa masalah tersebut harus diselesaikan Faktor-faktor yang menyebabkan massa aktif : * • perasaan tidak puas → bertukar pikiran → ide baru → perbuatan yang selalu diulang →jika sudah matang ‘massa’ * • tekanan jiwa masyarakat → memuncak dan meledak sumber : klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/

Massa Kongkrit

massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri: 1) Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya. 2) Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri dan sebagainya. 3) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu. Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas. Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.

Massa Abstrak

Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir. Massa abstrak adalah kumpulan orang – orang yang sama sekali belum mempunyai ikatan satu kesatuan, norma, tujuan dan motif, tidak adanya struktur yang jelas. Alasan – alasan munculnya massa abstrak tersebut adalah : a. adanya suatu kejadian yang menarik b. individu mendapat ancaman dan ia membutuhkan perlindungan c. kebutuhan tidak dapat terpenuhi d. adanya kesamaan minat, perhatian dan kepentingan yang sama Sedangkan massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : a. adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya b. adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri c. mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu d. bersifat dinamis dan emosional Antara masssa abstrak dan massa konkrit kadang-kadang mempunyai hubungan, dalam arti bahwa masa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi massa yang konkrit dan sebaliknya masa konkrit dapat berubah menjadi massa abstrak. Tetapi ada kalanya masa abstrak bubar dalam waktu yang singkat.

Definisi Massa

massa: biasanya berkaitan dengan kondisi psikologis suatu kelompok. bagian dari psikologi sosial yg mempelajari teori dan konsep2 mengenai kelompok dan kaitannya dengan perilaku untuk menjelaskan permasalahan2 yang berhubungan dgn kelompok dengan menggunakan metode dan teori2 psikologi. Misalnya membahas alasan kenapa individu bergabung dalam suatu kelompok, apa saja jenis2 kelompok yang ada, bagaimana proses terbentuknya suatu kelompok, dsb.

Organisasi

Pengertian organisasi menurut para tokoh: Menurut Stoner Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. Menurut James D. Mooney Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Chester I. Bernard Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Organisasi Pengertian organisasi Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian Pengorganisasian. Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Pengertian Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Organisasi dibagi menjadi dua: 1. Organisasi Formal Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya. 2. Organisasi Informal Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain. Beberapa manfaat organisasi yaitu: 1. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik. 2. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat ini ialah, jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk masyarakat menjadi dan memiliki pola hidup sehat. Organisasi Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang tangguh dan ksatria. 3. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan. Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup, berorganisasi dapat menjadi solusi. 4. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang seiring dengn munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan. Sumber: http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/

Kelompok Kecil

Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka. Karakteristik kelompok kecil adalah sebagai berikut:: Pertama, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan, jumahnya cukup kecil sehingga semua anggota bisa berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim maupun penerima. Yang penting untuk diingat adalah bahwa setiap anggota harus berfungsi sebagai sumber maupun penerima dengan relatif mudah. Kedua, para anggota kelompok harus dihubungkan satu sama lain dengan beberapa cara. Orang-orang di dalam gedung bioskop bukan merupakan kelompok, karena di antara mereka tidak ada hubungan satu sama lain. Ketiga, di antara anggota kelompok harus ada beberapa tujuan yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa semua anggota harus mempunyai tujuan yang persis sama untuk menjadi anggota kelompok. Keempat, para anggota kelompok harus dihubungkan oleh beberapa aturan dan struktur yang terorganisasi. Pada strukturnya ketat maka kelompok akan berfungsi menurut prosedur tertentu di mana setiap komentar harus mengikuti aturan yang tertulis.

massa

Jenis kelompok yang satu ini memiliki karakteristik tersendiri, yaitu : · sifat temporer, · mempunyai tujuan yang sama, · tidak berstruktur

Dyad

Dyad Dyad adalah kelompok yang terdiri dari 2 orang,yang mana didalamnya terdapat aktivitas dimana anggotanya dipasangkan dengan satu sama lain untuk mendiskusikan persoalan-persoalan atau untuk menyelesaikan suatu tugas.

Tujuan Kelompok

TUJUAN TUJUAN (a goal) merupakan hasil akhir yang ingin dicapai individu ataupun kelompok yang sedang bekerja, atau secara ideal, tujuan merupakan hasil yang diharapkan menurut nilai orang-orang. Tujuan kelompok disusun berdasarkan mayoritas individu yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan terdiri dari tujuan jangka pendek (shortrange goals) yang merupakan batu loncatan untuk tujuan jangka panjang (long-range goals). Tujuan merupakan pedoman dalam pencapaian program dan aktivitas serta memungkinkan untuk terukurnya efektivitas dan efisiensi kelompok. Komitmen anggota akan tergantung kepada ketertarikannya terhadap kelompok dan tujuan kelompok. Tingkat resiko dalam pencapaian tujuan kelompok harus ditetapkan dan dipantau secara hati-hati; resiko kegagalan yang moderat lebih memotivasi. Penetapan Tujuan Kelompok Dua cara penentapan tujuan kelompok: 1. Dalam pertemuan kelompok, pemimpin kelompok menyampaikan pandangannya tentang tujuan kelompok, kemudian setiap anggota menyampaikan tujuan pribadinya (alasan anggota bergabung ke dalam kelompok). Selanjutnya didiskusikan bersama kelompok, dan memutuskan tujuan kelompok. 2. Pemimpin kelompok mewawancarai setiap anggota kelompok -untuk mengetahui tujuan pribadinya dan menyampaikan pandangannya tentang tujuan kelompok, sebelum pertemuan kelompok yang pertama. Hasil wawancara disampaikan dalam pertemuan kelompok dan didiskusikan untuk menetapkan tujuan kelompok. Sebuah kelompok akan lebih efektif jika : 1. Tujuan jelas 2. Opersional dan terukur. 3. Anggota melihat tujuan kelompok relevan, dapat dicapai, bermakna, dapat diterima. 4. Tujuan pribadi dan kelompok dapat dicapai melalui aktivitas dan tugas yang sama 5. Tujuan dinilai menantang dan memiliki resiko kegagalan yang moderat 6. Sumber yang dibutuhkan unutk pelaksanaan tugas tersedia 7. Terdapat koordinasi yang tinggi diantara anggota 8. Kelompok memiliki suasana yang lebih kooperatif dibandingkan kompetitif Agar pencapaian tujuan efektif dilakukan: · Penetapan tujuan jangka panjang (long-range goals) ditetapkan dengan ‘term´ yang measurable dan aperational. · Penetapan tujuan jangka pendek (short-range goals) dan menyusun prioritasnya berdasarkan kepentingannya dalam pencapaian tujuan jangka panjang sumber : http://www.scribd.com/doc/38833655/Tujuan-Pribadi-Dan-Tujuan-Kelompok

Efek Instrumental dari Keanggotaan Kelompok

efek instrumental keanggotaan adalah bagian dari keanggotaan itu sendiri.Maksud dari efek instrumental ialah suatu komunikasi antar anggota dan pengaruh dari kebersamaan suatu kelompok.Orang banyak akan melihat dari sisi ini karena orang memilih kelompok karena dia merasa sendiri dan ingin berkelompok

Rabu, 20 Oktober 2010

Aktivitas Kelompok

Bekerja/belajar bersama adalah pergaulan antar anggota kelompok, Anda : * Membangun dan memberikan pendapat untuk suatu tujuan yang sehat * Menambah pengertian Anda tentang suatu masalah: pertanyaan-pertanyaan, wawasan dan penyelesaian * Menanggapi, dan bekerja untuk mengerti pertanyaan-pertanyaan yang lain, wawasan, dan penyelesaian. Setiap anggota kelompok berwenang berbicara kepada yang lain dan menyumbangkan dan mempertimbangkan sumbangan pikiran mereka. * Bertanggung jawab terhadap yang lain, dan mereka bertanggung jawab terhadap Anda. * Tergantung satu dengan yang lain, dan mereka tergantung pada Anda. Bagaimana membentuk suatu kelompok belajar yang baik? * Kegiatan kelompok dimulai dengan latihan, dan proses pengertian kelompok. Seorang pengajar/pelatih memulai kegiatan dengan fasilitas diskusi dan alternatif (pilihan) usulan, tetapi tidak menentukan penyelesaian terhadap kelompok, khususnya mereka yang sulit bekerja dengan kelompok. * Tiga hingga lima orang Kelompok yang besar menimbulkan kesulitan untuk mempertahankan keterlibatan masing-masing. * Pengajar- tugas kelompok Fungsi tugas kelompok lebih baik daripada tugas mandiri * Keragaman tingkat kemahiran, latar belakang, dan pengalaman o Setiap individu memperkuat kelompok o Setiap anggota kelompok bertanggung jawab bukan saja terhadap sumbangan pikirannya, melainkan juga membantu pengertian yang lain tentang sumber kekuatan mereka o Anggota yang tidak beruntung dan tidak suka terhadap kebersamaan akan menyumbangkan dorongan wewenang yang proaktif. o Belajar secara positif dipengaruhi oleh keragaman pandangan dan pengalaman, meningkatkan pilihan di dalam pemecahan masalah, memperluas jarak pertimbangan secara rinci. * Kesepakatan setiap anggota untuk mencapai tujuan dapat ditentukankan dan dimengerti oleh kelompok o Penilaian pasangan secara rahasia adalah cara terbaik untuk menaksir siapa yang terlibat atau yang tidak menyumbangkan pikiran. o Kelompok berhak untuk mengeluarkan anggota yang tidak bekerja sama atau tidak berpartisipasi, apabila semua usaha perbaikan gagal. (Orang yang dikeluarkan kemudian mencari kelompok yang lain yang menerimanya) o Individu-individu dapat terhindar kalau mereka yakin mereka melakukan lebih banyak dengan sedikit bantuan dari yang lain. (Orang ini dapat sering lebih mudah menemukan kelompok lain yang menerima sumbangan pikirannya) * Membagi prinsip-prinsip tanggung jawab, ditentukan dan disetujui oleh setiap anggota kelompok. * Semua ini termasuk: 1. Adanya kesepakatan, persiapan dan tepat waktu untuk pertemuan 2. Ada diskusi dan pemusatan perdebatan terhadap pokok persoalan, menghindari kritik perorangan 3. Bertanggung jawab membagi tugas dan melaksanakannya tepat waktu. Anda mungkin perlu melaksanakan tugas-tugas dengan memiliki sedikit pengalaman, merasa tidak siap, atau bahkan berpikir yang lain dapat melakukan yang terbaik. Menerima tantangan, tetapi bersenanglah dengan keadaan bahwa Anda membutuhkan bantuan, latihan, pembimbing, atau berhenti dan mengerjakan tugas yang lain. Proses: * Mengacu pada Penuntun (Pedoman) Proyek Kelompok * Susun tujuan, tetapkan bagaimana sering dan apa yang akan Anda komunikasikan, kemajuan penilaian, membuat keputusan, dan memecahkan konflik (pertikaian) * Menetapkan sumber, khususnya seseorang yang dapat menyiapkan petunjuk, pengawasan, nasehat, dan bahkan penengah. * Jadwal tinjauan kemajuan Anda dan komunikasi untuk mendiskusikan apa yang dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakan. * Kelompok-kelompok yang bermasalah seharusnya diundang atau perlu dipertemukan dengan instruktur untuk mendiskusikan kemungkinan penyelesaian.

Ketertarikan Interpersonal

Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketertarikan interpersonal: · Daya tarik · Kedekatan Kedekatan disini dalam arti dekat secara fisik atau lingkungan. Festinger (1950) menemukan bahwa persahabatan dalam sebuah kompleks perumahan bergantung ada dua faktor, yaitu: seberapa dekat rumah masing-masing dan kearah mana rumah menghadap. Hal yang membuat kedekatan ini terjadi karena: Ø Semakin dekat tempat, mungkin bertemu semakin sering. Ø Informasi tentang orang-orang yang berada di sekeliling anda lebih mudah didapat. Ø Kemungkinan untuk berinteraksi lebih besar · Merasa dekat/familiar Salah satu alasan mengapa kedekatan dapat menciptakan rasa suka karena dapat meningkatkan perasaan familiar. · Kemiripan Salah satu alasan kenapa kemiripan dapat menghasilkan rasa suka karena orang lebih menghargai opini dan pilihan mereka sendiri dan senang bersama orang yang mengabsahkan pilihannya. Walaupun demikian, kepribadian yang berlawanan dapat juga menarik jika saling melengkapi, terutama dalam hal dominasi (Markey, 2007), orang yang dominant akan lebih menyukai pasangan yang seringnya mengalah dan sebaliknya. · Social reward Seseorang cenderung akan mengulangi tingkah lakunya jika mereka mendapatkan penghargaan atau keuntungan. sumber : http://psipop.blogspot.com/2009/08/ketertarikan-interpersonal.html

Alasan Seseorang Masuk Ke Dalam Kelompok

Menurut Forsyth : 1. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis (mis: rasa aman, cinta) 2. Meningkatkan ketahanan yang adaptif 3. Kebutuhan akan informasi Menurut Shaw : 1. Ketertarikan interpersonal 2. Aktivitas kelompok 3. Tujuan Kelompok 4. Keanggotaan kelompok 5. Efek instrumental dari keanggotaan kelompok (kemudahan-kemudahan yang didapat dalam sebuah kelompok) Menurut Robbins (1998) : 1. Keamanan 2. Status 3. Penghargaan diri 4. Pertalian 5. Kekuasaan 6. Pencapaian tujuan sumber: http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:bUz3nnLjyqcJ:klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9085/Handout%2BPsikologi%2BKelompok.pdf.pdf+definisi+kelompok+psikologi&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjqIWVtOyhE-rUgvo8AxAX5E4zUR0GTa2BoA3jIcqZw1uFuHja17wF696Q9HRi2bREUpj31WTaa2F-v_JPV67rlGH8e8e1ZX6Su-3GoY2AdKDheeVFXzsGRnU3WZLtSMY9cAR46&sig=AHIEtbQdcAz7FEAHNfOvLE5PtpJjW6BNZQ

Kelompok Tidak Efektif

Dalam sebuah kelompok yang kurang efektif dapat kita saksikan adanya perilaku anggota yang berorientasi pada dirinya sendiri, yaitu antara lain : 1. Menentang : mengeritik, menyalahkan orang lain, menunjukkan sikap menentang kelompok atau perorangan, dan merendahkan orang lain. 2. Menghalangi, antara lain menghalangi kemajuan kelompok dalam mencapai sasarannya dengan membelok-belokkan pembicaraan ke arah lain, mengutarakan pendapat pribadi yang tidak ada hubungannya dengan topik yang sedang dibicarakan, bicara terlalu banyak yang menimbulkan kesan ingin mendapat pujian. 3. Mendominasi, antara lain memborong pembicaraan dalam kelompok dengan menekankan pendapatnya sendiri, tidak menghargai pendapat orang lain dalam kelompok, tidak memperhatikan perasaan orang lain, sehingga terkesan ingin menonjolkan diri serta menjadikan kelompok sebagai alat untuk menguji pendapatnya saja. 4. Menyaingi, antara lain selalu berusaha mengajukan pendapat lebih dulu dari orang lain, bersaing untuk mengemukakan ide atau pendapat yang paling bagus, mencari muka pada pimpinan. 5. Mencari simpati, antara lain mencoba mempengaruhi anggota lain agar menjadi tertarik pada suatu persoalan tertentu atau tertarik pada kegagalan kelompok, menciptakan situasi untuk mendapatkan dukungan dari anggota lain. 6. Menyokong pendapat tertentu, antara lain mengajukan atau mendukung pendapat tertentu yang berkaitan dengan kepentingan atau falsafah hidupnya. 7. Mengganggu proses, antara lain sering melucu, menampilkan mimik tertentu serta menginterupsi pembicaraan dan pekerjaan kelompok dengan pemikiran yang kurang relevan. 8. Mencari nama, yaitu coba untuk mengarahkan semua perhatian anggota kelompok padanya, antara lain dengan bicara keras, mengemukakan pendapat yang ekstrem dan berperilaku aneh-aneh. 9. Berbuat acuh tak acuh, antara lain : berperilaku pasif, bersikap masa bodoh, tak peduli terhadap situasi kelompok, melamun, berbisik-bisik dengan orang lain, lari dari topik pembicaraan yang sedang dibahas. (Sumber : Pusdiklat Depnaker, 1989) Adanya perilaku yang berorientasi pada diri sendiri ini tidak selamanya jelek, kadang-kadang ada yang bermanfaat, antara lain : 1. untuk menguji agar keputusan kelompok betul-betul melalui suatu proses yang kompleks; 2. dalam proses dinamika kelompok, perilaku yang berorientasi pada diri sendiri ini justru menjadi bahan pembelajaran yang baik bagi anggota kelompok. Tentu saja proses ini harus didahului dengan terciptanya iklim keterbukaan dalam kelompok. sumber : http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:clyDscUefMEJ:kartino.blog.ugm.ac.id/2009/07/16/me/+kelompok+yang+tidak+efektif&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Kelompok Efektif

Kelompok Efektif Dalam sebuah kelompok yang efektif dapat kita saksikan adanya dua kategori perilaku anggota kelompok, yaitu : 1. perilaku yang berorientasi pada tugas; 2. perilaku yang berorientasi pada pemeliharaan hubungan anggota kelompok Perilaku yang berorientasi pada tugas, selalu berupaya mengingatkan dan mengajak anggota kelompok untuk mewujudkan pencapaian tujuan organisasi. Kenyataan ini dapat dilihat dari aktivitas anggota kelompok dalam melakukan kerja kelompok, antara lain : 1. Mengambil inisiatif, antara lain mengajukan pendapat baru, merumuskan dan memberi pengertian baru terhadap masalah, sehingga menjadi lebih jelas, menunjukkan kelemahan masalah, mengusulkan pemecahan masalah. 2. Mencari informasi, antara lain meminta penjelasan terhadap saran yang diajukan, meminta tambahan informasi atau fakta/data. 3. Mengumpulkan pendapat, antara lain menanyakan ekspresi perasaan anggota, usul atau ide para anggotanya terhadap suatu masalah. 4. Memberi informasi, antara lain menyajikan fakta dan memberikan kesimpulan dengan ilustrasi pengalamannya sehubungan dengan masalah yang dihadapi kelompok. 5. Mencari pendapat, antara lain menanyakan pendapat atau keyakinan anggota tentang suatu saran, terutama yang terkait dnegan nilai-nilai, bukan fakta. 6. Mengolah informasi, yaitu menjelaskan, memberi contoh, menafsirkan dan menggambarkan akibat yang bisa terjadi apabila saran dilaksanakan. 7. Mengkoordinasikan, antara lain menyatukan berbagai pendapat atau saran, mengintegrasikan aktivitas anggota-anggota atau sub-subkelompok. 8. Menyimpulkan, antara lain menyimpulkan pendapat atau saran yang saling berhubungan, dan mengulang saran tersebut setelah kelompok selesai mendiskusikannya. Perilaku yang berorientasi pada pemeliharaan kelompok, selalu berupaya mengingatkan dan mengajak anggota kelompok untuk mempertahankan keutuhan kelompok. Kenyataan ini dapat dilihat dari aktivitas anggota kelompok dalam melaksanakan kerja kelompok, antara lain : 1. Mendorong pemeliharaan hubungan, seperti mudah berteman, ramah, cepat tanggap, menghargai, menyetujui dan menerima pendapat orang lain. 2. Mendorong keterlibatan anggota, dengan berusaha agar semua anggota terlibat dalam pembicaraan, misalnya menyatakan : Bapak/Ibu A belum kita dengar pendapatnya, atau meminta setiap anggota membatasi pembicaraannya, agar semua anggota mendapat kesempatan untuk mengemukakan pikirannya. 3. Membuat norma kerja, yaitu mengusulkan adanya kesepakatan tentang norma kerja kelompok untuk kelancaran dan ketertiban pertemuan/diskusi, menilai dan mengambil keputusan serta untuk memperingatkan kelompok bila norma tersebut dilanggar. 4. Mengikuti kesepakatan, yaitu menyatakan menerima pendapat si A, sependapat dengan keputusan kelompok, dan menjadi seorang pendengar yang baik selama proses diskusi berlangsung. 5. Mengekspresikan pendapat kelompok, yaitu berusaha menyimpulkan perasaan kelompok dan menguraikan reaksi kelompok terhadap suatu pendapat atau keputusan. Sumber : http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:clyDscUefMEJ:kartino.blog.ugm.ac.id/2009/07/16/me/+kelompok+yang+tidak+efektif&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Karakteristik Umum Kelompok

. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal. 2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok 3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit. 4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama. 5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.

Perbandingan Teori-teori

PERBANDINGAN TEORI BELAJAR BEHAVIOR, KOGNITIF, HUMANISTIK, DAN SIBERNETIK KONSEP BEHAVIOR KOGNITIF HUMANISTIK SIBERNETIK PENGER-TIAN Belajar: perubahan perilaku, bila mampu menunjukkan perubahan perilaku; Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (yang tidak selalu berupa perubahan perilaku) Tujuan ”memanusiakan manusia”, lambat laun dapat mengaktualisa-sikan dirinya, eklektif. Berkembang sejalan dengan ilmu informasi. Belajar adalah pengo-lahan informasi. PEMBE-LAJARAN Stimulus dan respon, apa yang terjadi pada diri indi-vidu tidak diperhatikan faktor lain penguatan atau “reinforcement” (positif dan negatif); Pelopor : Pavlov, Thorndike, Skinner, Guthrie, Hull, Watson. Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan penge-tahuan didalam dirinya, dan tertata dalam bentuk “struktur kognitif”, pembelajaran akan berhasil bila materi baru bersinambung dengan stuktur kognitif yang sudah ada. Ada tiga teori (1) Perkembangan Piaget, (2) Kognitif Bruner, dan (3) Bermakna Ausubel Terwujud teori Bloom dan Krathwohl (taksonomi: kognitif, afektif, dan psikomotor) ; Kolb dengan “belajar 4 tahap: konkrit, aktif reflektif, konseptualisasi, dan eksperimentasi aktif); Honey dan Mumford (dengan 4 Tipe Mhs: aktifis, reflektor, teoris, dan prag-matis); Habermas (dengan 3 Tipe Belajar: Teknis, Praktis, dan Emansipatoris) Pembelajaran berlang-sung sejalan dengan “Sistem informasi”. Tidak ada satu pun cara belajar ideal untuk segala situasi. Landa (pendekatan “algorit-mik”,dan “heuristik); Pask dan Scott (tipe mhs : “wholist”, dan “serialist”). KRITIK Kurang mampu menjelas-kan proses belajar yang kompleks; hasil belajar tidak hanya bisa obervable terlalu menyederhanakan masalah belajar yang se-sungguhnya, tidak semua hasil belajar bisa diamati. Lebih dekat kepada Psikologi daripada teori belajar, aplikasi dalam pembelajaran tidak mu-dah. Kurang bisa memahami struktur kognitif mhs, apalagi kalau dipilah menjadi bagian yang diskrit. Pada tahap lanjut (advanced) sulit memahami dan mengidentifikasi pengetahuan dan pengalaman mhs yang sudah ada dan dimiliki. Sukar diterapkan dalam konteks yang lebih praktis. Terlau dekat dengan dunia filasafat. Karena lebih menekan-kan kepada sistem in-formasi yang akan di-pelajari, kurang terha-dap proses pembela-jaran berlangsung. Sulit untuk dipraktekkan KONSEP BEHAVIOR KOGNITIF (Piaget) HUMANISTIK SIBERNETIK APLIKASI 1. Menentukan tujuan 2. Materei pelajaran 3. Mengkaji sistem informasi (materi) 4. Menyusun sesuai de-ngan sist. Informasi 5. Menyajikan materi dan membimbing mhs dengan pola sesuai materi pela-jaran 6. Menentukan tujuan 7. Menentukan materi pelajaran 8. Menentukan topik-topik yang mungkin dipelajari secara aktif (dengan bimbingan minimum dari dosen) 9. Menentukan dan merancangkegiatan belajar yang cocok untuk topik-topik yang kaan dipelajari mahasiswa. 10. Mempersipakan pertanyaan yang dapat memacu kreatifitas mahasiswa untuk berdiskusi atau bertanya. 11. Mengevaluasi proses dan hasil belajar 12. Menentukan tujuan instr. 13. Menentukan materi pelajaran 14. Mengidentifkasi “entry behavior” mahasiswa 15. Mengidentifikasi topik-topik 16. Mendesain wahana yang akan digunakan untuk belajar 17. Membimbing mahasiswa belajar secara aktif 18. Membimbing mahasiswa memahami hakekat makna dan pengalaman belajar 19. Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengalaman tersebut 20. Membimbing mahasiswa sampai mampu mengaplikasi-kan konsep-konsep baru ke situasi baru. 10. Mengevaluasi proses dan hasil belajar sumber : http://eko13.wordpress.com/2010/02/16/perbandingan-teori-belajar/

Studi Simulasi Komputer

Simulasi adalah program (software) komputer yang berfungsi untuk menirukan perilaku sistem nyata (realitas) tertentu. Tujuan simulasi antara lain untuk pelatihan (training), studi perilaku sistem (behaviour) dan hiburan / permainan (game). Beberapa contoh simulasi komputer, antara lain : simulasi terbang (flight simulation), simulasi sistem ekonomi makro, simulasi sistem perbankan, simulasi antrian layanan bank (service queue), simulasi game strategi pemasaran (market game), simulasi perang (war game simulation), simulasi mobil (car simulation), simulasi tenaga listrik (power plan sim- ulation), simulasi tata kota (sim city). Simulasi waktu nyata (real time) merupakan bagian dari ilmu informatika (teknologi informasi) yang sedang berkembang sangat pesat saat ini. Proses tahapan dalam mengembangkan simulasi komputer adalah sebagai berikut : a. Memahami sistem yang akan disimulasikan b. Mengembangkan model matematika dari sistem c. Mengembangkan model matematika untuk simulasi d. Membuat program (software) komputer e. Menguji, memverifikasi dan memvalidasi keluaran simulasi f. Mengeksekusi program simulasi untuk tujuan tertentu. sumber : http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:hh5CCQQCXTAJ:www.stmik-im.ac.id/userfiles/it_sim05.pdf+studi+simulasi+komputer&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjR6c5pL7Brx9UufcX4BX7ywsQ8v8yPSgz0gjuHZovwGxzEY0YRSV-eqhtUN7jYcdwfbmIFbp8Ld6HOs9-sWzRyrZE4sacFAf3Ur6HWy9WF2MdRl6SqS-uDCzVfKhJUaVwqEOdH&sig=AHIEtbTXpxz6a2LX-eTAiZt1fmsgHDtBfA

Experiment Laboratorium (experiment labolatorium).

Experiment Laboratorium (experiment labolatorium). Sebelum kita masuk ke “apa itu” Experiment laboratorium, maka ada baiknya kita berkenalan dulu dengan “apa itu” ekperiment atau metode experiment. Penelitian experiment semula diperkenalkan oleh Wilhelm.M.Wundt, berasal dari ilmu alam dan cabang ilmu yang pertama memakai metode ini adalah Psikologi. Dan dari metode eksperiment inilah kita perluasannya,yaitu: * Kuantifiasi * Aplikasi praktis, dll Nah dalam metode experiment ada yang dinamakan kelompok eksperiment dan kelompok control. Kelompok eksperiment adalah kelompok yang diberi stimulus, sedangkan yang control tidak diberi stimulus apapun. Urutan metode eksperiment menurut kesimpulan saya: * Penguji mengadakan test pemula ( awal ) sebelum subjek dimasukan ke 2 kelompok ( eksperiment atau control ). * Subjek masuk ke salah satu kelompok ( eksperiment atau control ) * Penguji mengadakan test ulang, guna mengetahui ada tidaknya pengaruh dari percobaan. Sepanjang keterangan saya, saya belum menjelaskan soal “apa itu” experiment laboratorium bukan?? Nah sekarang saya akan memaparkannya. Dari kata “laboratorium” kita bisa membayangkan suatu ruangan dengan subjek dan penguji didalamnya. Yak!! Salah satu dari pengertiannya memang berhubungan dengan itu. Pengertian formalnya adalah: Penelitian laboratorium dilakuakan diruangan tertutup, yang dimana kelompok yang diberi stimulus ( eksperiment ) dihindari dari gangguan-gangguan yang mungkin terjadi sehingga subjek bisa focus. Kelebihan dari penelitian ini adalah fokusnya hubungan sebab akibat sehingga lebih sah dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan kelemahannya adalah karena dilakukan di laboratorium, belum tentu penelitian ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. sumber: # http://id.wikipedia.org # http://robert.web.id

Penelitian Lapangan ( field study )

Penelitian Lapangan ( field study ) Sebenarnya Field study atau penelitian lapangan merupakan anak cabang dari metode eksperiment. Tidak banyak yang bisa dijelaskan karena keterbatasan informasi yang saya miliki. Mudahnya field study merupakan kebalikan dari laboratorium eksperiment. Di mana perbedaannya? Sudah jelaskan bahwa lapangan bersifat terbuka dan laboratorium bersifat tertutup seperti yang telah kita ketahui bersama. Nah di dalam penelitian lapangan, kelompok eksperiment masih dapat berhubungan dengan factor-faktor lain, termasuk didalamnya factor gangguan. Kelebihannya adalah kebalikan dari kekurangan di laboratorium eksperiment, yaitu penelitian ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kekurangannya merupakan kebalikan dari kelebihan di laboratorium eksperiment, yaitu tidak fokusnya kepastian hubungan sebab akibat karena sulit mengatur factor gangguan didalamnya. Sebagai info tambahan. Apakah kalian tahu perbedaan anatara field study dengan case study?? Karena pada awalnya saya piker mereka memiliki persamaan pengertian. Namun lebih lanjut mereka berbeda, maksudnya dari artinya saja sudah berbeda: Field Study ( Penelitian Lapangan ) dan Case study ( Penelitian kasus ). Tapi ternyata perbedaan lain yang salah satunya saya mengerti adalah: Bahwa penelitian eksperiment atau field study ( dalam hal ini ) satu variable peneliti mengarahkan perhatiannya hanya pada satu jenis tingkah laku dalam jumlah yang terbatas, sedangkan studi kasus merupakan penggambaran subjek penelitian dalam keseluruhan tingkah laku. sumber : http://angelarhesymaharani.blogspot.com/2010/10/2-pendekatan-empiris.html

Pendekatan Empiris terhadap study tentang kelompok

Pendekatan Empiris Empiris dalam ilmu filsafat menekankan pada pengalaman sebagai sumber dari ilmu pengetahuan. Dan jika kita tela-ah menurut asal bahasanya, maka empiris berasal dari bahasa Yunani, yaitu empiria yang artinya coba-coba,pengalaman atau pengamatan. Disini saya coba menyimpulkan pandangan empiris dari 2 pengertian ini, yaitu suatu cara menemukan pengetahuan dengan cara mengamati dan coba-coba. Dari sini kita sudah bisa membedakan antara pendekatan ini dengan pendekatan teoritis. Sama halnya seperti pendekatan teoritis. Pendekatan empiris juga memiliki beberapa sub bab.yaitu field study,eksperimen laboraturium dan study stimulasi komputer.

Jumat, 15 Oktober 2010

Teori Produktivitas Kelompok

Produktivitas kelompok yaitu afeksi dan keakraban anatar anggota kelompok. Teori Prestasi Kelompok (Theory of Group Achievement) Teori Prestasi kelompok dikemukakan oleh Stogdill pada tahun 1959. Stogdill menganggap bahwa teori-teori tentang kelompok pada umumnya didasarkan pada konsep tentang interaksi yang memiliki kelemahan teoritis tertentu. Maka dari itu, Stogdill mengajukan teori prestasi kelompok. Teori yang dikemukakan oleh Stogdill ini, menyertakan: ~masukan (input) ~variabel media ~prestasi (output) a.Masukan dari anggota Masukan dari anggota merupakan sumber input. Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan anggota dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota, yaitu : interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antara anggota-anggota kelompok yang berinteraksi); hasil perbuatan (bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama, berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan); dan harapan (kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat, fungsi dari harapan ini adalah sebagai dorongan (drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya dasil, dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi). b. Variabel media Variabel media menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya suatu kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu : struktur formal (struktur formal mencakup fungsi dan status dimana kelompok terdiri atas individu-individu yang masing-masingmembawa harapan dan perbuatannya sendiri) dan struktur peran (struktur peran mencakup tanggung jawab dan otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut). c. Prestasi kelompok Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga unsur yang menentukan prestasi kelompok, yaitu : produktivitas (derajat perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok), moral (derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok menuju tujuannya), dan kesatuan (tingkat kemampuan kelompok untuk mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam kondisi yang penuh tekanan (stress). sumber: sumber : Sumber : http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/teori-produktivitas-kelompok-dalam.html

Teori Sintalitas dalam Kelompok

Teori Sintalitas Teori ini dikembangkan oleh Cattel, seorang yang lahir di Hilltop, Bromwich Barat, atau mudahnya di England ( Inggris ) pada tanggal 20 maret 1905. Cattel berpendapat bahwa untuk membuat perkiraan ilmiah membutuhkan dan harus dapat diukur dan diklasifikasikan. Maka dari dasar pemikiran itulah dia menjelaskan tentang kelompok yang seharusnya memiliki kepribadian yang dapat dipelajari. Hal ini jelas mematahkan penjelasan bahwa kelompok bersifat dinamis atau terus berubah. Dapat saya simpulkan bahwa jika kelompok dapat dipelajarinya kepribadiannya, maka ada sebuah perilaku didalamnya yang dapat membentuk kepribadian, dan jika ad perilaku dalam kelompok, maka ada yang membuat perilaku tersebut ( dalam hal ini adalah anggota kelompok ). Dan jika perilaku dan struktur yang khas itu dapat dipelajari dan dijadikan suatu hal yang harus ada dalam kelompok, maka tak akan ada pengaruh pada pergantian anggota didalamnya. Cattel menjelaskan, bahwa setidaknya ada suatu panel / atau tuas didalam setiap kelompok yang saling bergantung satu sama yang lainnya, yaitu: * Sifat sintalitas, yaitu pengaruh suatu kelompok terhadap kelompok lain. * Sifat Struktur kelompok, yaitu afeksi dan keakraban anatar anggota kelompok. * Sifat populasi, yaitu sifat rata-rata dari tiap individu di kelompok. Dan sebagai tambahan, Cattel juga memaparkan tentang aspek penting dalam kelompok, yaitu eksistensi kelompok yang tergantung pada kebutuhan anggotanya. Hal ini sudah sangat jelas, bahwa tidak akan ada kelompok jika tidak ada anggota dan tujuan yang sama didalam nya ( pengertian kelompok secara umum ) Sumber referensi: * http://ayurai.blog.friendster.com * http://prari007luck.wordpress.com/

Pendekatan Teoritis

Tidak lengkap rasanya jika kita ingin mempelajari sesuatu tanpa mengetahui teori-teori dan pendekatan-pendekatan didalamnya. Sama halnya dengan ilmu psikologi yang memiliki cabang-cabang pendekatan besar seperti: Pendekatan perilaku atau behavioristik, pendekatan kognitif, pendekatan psikoanalisa, dan pendekatan fenomenologi. Kelompok juga memiliki pendekatan-pendekatan ( 2 pendekatan tepatnya ), yaitu: * Pendekatan empiris ,dan * Pendekatan teoritis Pendekatan teoritis: Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam: * Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan. * Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya. * Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat. * Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah. sumber: http://psikologikelompok.wordpress.com/2010/10/06/pendekatan-teoritis-dan-teori-sintalitas/

Studi tentang Kelompok

Efektivitas kelompok dipengaruhi: 1. Tujuan → mudah dimengerti oleh anggota kelompok, relevan dengan kebutuhan anggota, mengisyaratkan saling ketergantungan dan membangkitkan komitmen tingkat tinggi dari anggota untuk mencapainya. 2. Anggota harus mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan 3. Partisipasi dan kepemimpinan harus terdistribusikan antar anggota Tanggung jawab Semua orang terlibat dalam pekerjaan kelompok, setia terhadap kebutuhan kelompok dan puas terhadap keanggotaannya Sumber daya (potensi anggota dimanfaatkan) Meningkatkan kohesivitas kelompok 4. Prosedur pengambilan keputusan → tepat dan fleksibel 5. Kekuasaan dan pengaruh → keahlian kemampuan 6. Konflik → kontroversi ide / opini Pemicu : – kebutuhan - kelangkaan sumber daya (uang, power) - persaingan Cara mengatasinya: Harus bernegosiasi → sama-sama puas dan tidak memperlemah Kerjasama Saling ketergantungan 7. Kohesivitas meningkat Saling menyukai Ingin terus menjadi bagian kelompok Puas terhadap keanggotaan Tingkat penerimaan, dukungannya dan kepercayaan meningkat 8. Kemampuan memecahkan masalah Merasakan adanya masalah Mencari dan menetapkan solusi Mengevaluasi efektivitas solusi Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam: * Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan. * Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya. * Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat. * Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah. sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial

Orientasi Teoritis dalam Dinamika Kelompok

Efektivitas kelompok dipengaruhi: 1. Tujuan → mudah dimengerti oleh anggota kelompok, relevan dengan kebutuhan anggota, mengisyaratkan saling ketergantungan dan membangkitkan komitmen tingkat tinggi dari anggota untuk mencapainya. 2. Anggota harus mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan 3. Partisipasi dan kepemimpinan harus terdistribusikan antar anggota Tanggung jawab Semua orang terlibat dalam pekerjaan kelompok, setia terhadap kebutuhan kelompok dan puas terhadap keanggotaannya Sumber daya (potensi anggota dimanfaatkan) Meningkatkan kohesivitas kelompok 4. Prosedur pengambilan keputusan → tepat dan fleksibel 5. Kekuasaan dan pengaruh → keahlian kemampuan 6. Konflik → kontroversi ide / opini Pemicu : – kebutuhan - kelangkaan sumber daya (uang, power) - persaingan Cara mengatasinya: Harus bernegosiasi → sama-sama puas dan tidak memperlemah Kerjasama Saling ketergantungan 7. Kohesivitas meningkat Saling menyukai Ingin terus menjadi bagian kelompok Puas terhadap keanggotaan Tingkat penerimaan, dukungannya dan kepercayaan meningkat 8. Kemampuan memecahkan masalah Merasakan adanya masalah Mencari dan menetapkan solusi Mengevaluasi efektivitas solusi.

Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok. Dinamika berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang lain, sedangkan Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain: 1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup. 2. Memudahkan pekerjaan. 3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai keahlian. 4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat dengan memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.

Pengaruh dalam Kelompok

kelompok masyarakat yang ada di lingkungan tempat tinggal saya mempunyai pendapat sikap dan tingkah laku yang berbeda-beda tentang pribadi, sikap, dan tingkah laku seseorang. Dimana kelompok masyarakat menilai bahwa pribadi , sikap, dan tingkah laku seseorang dapat dinilai secara baik dan buruk. Tapi menurut pendapat ornag lain berbada-beda . ada orang lain yang menganggap seseorang itu baik padahal orang tersebut mempunyai pribadi, sikap, dan tingkah laku yang buruk. Tapi ada juga orang lain mengganggap seseorang itu buruk padahal orang tersebut mempunyai pribadi, sikap, dan tingkah laku yang baik. Tanpa mereeka mengenal benar tentang orang tiu dan dikarenakan sekelompok masyarakat suka membicarakan kejelekan-kejelekan dan kebaikan-kebaikan orang tersebut. Dalam kelompok masyarakat menilai bahwa orang tersebut di lingkungan masyarakatnya mempunyai sikap yang baik, yaitu suka menolong, sopan, suka beribadah atau soleh, dan suka bekerja keras tetapi masyarakat setempat hanya mengetahui orang tersebut mempunyai pribadi, sikap, dan tingkah laku dimasyarakat setempat saja. Tetapi mereka belum tahu bahwa orang tersebut di lingkungan luar mempunyai pribadi, sikap, dan tingkah laku yang buruk, yaitu pemabuk, penjudi, dan suka merugikan orang lain. Tanpa mereka mengenal benar tentang orang itu dan dikarenakan sekelompok mnasyarakat suka membicarakan tentang kebaikan dia, maka perlahan-lahan masyarakat setempat mencurigai dan menyelidiki orang tersebut di lingkungan luar. Akhirnya masyarakat setempat setempat tahu bahwa pribadi, sikap, dan tingkah laku orang tersebut di lingkungan luar adalah buruk. Sedangkan pribadi, sikap, dan tingkah laku yang baik di masyarakat hanya untuk menutupi pribadi, sikap, dan tingkah lakunya di luar. Lama-kelamaan semua kelompok masyarakat setempat mempunyai persepsi yang sama bahwa orang itu mempunyai pribadi, sikap, dan tingkah laku yang buruk, sedangkan pribadi, sikap, dan tingkah laku yang ada di lingkungan setempat hanya untuk menutupi pribadi, sikap, dan tingkah lakunya yang buruk. Perbedaan persepsi mengenai menilai pribadi, sikap, dan tingkah laku seseorang itu menimbulkan sikap yang berbeda-beda, yaitu menilai pribadi, sikap, dan tingkah laku baik dan buruk. Sehingga dalam suatu kelompok yang sedikit akan mengikuti kelompok yang banyak dengan berpersepsi yang sama. Pengaruh didalam kelompok membuat personal-personal didalamnya mempunyai pribadi yang kuat akan tetapi terikat akan komitmen kelompoknya.

Organisasi terstruktur

Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.[1] Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur. Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu . * Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta. * Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif. * Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.[1] * Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator. * Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil. * Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. * Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prisnsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.

Motivasi Kelompok

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya. Motivasi didalam kelompok memberikan dampak positif yang akan berpengaruh pada diri individu. sehingga individu dapat lebih matang dan mempunyai perencanaan yang lebih baik dalam kehidupannya.

Tujuan Kelompok

Tujuan Kelompok Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota. Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa : a) sepenuhnya bertentangan, b) sebagian bertentangan, c) netral, d) searah dan e) identik. Dengan demikian bentuk hubungan a tidak menguntungkan dan bentuk d adalah yang paling baik. Tujuan kelompok dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan individual dan tujuan semua anggota kelompok. Tujuan kelompok yang efektif harus mempunyai aspek-aspek sebagai berikut: - dapat didefinisikan secara operasional, dapat diukur dan diamati - mempunyai makna bagi anggota kelompok, relevan, realistik dapat diterima dan dapat dicapai - anggota kelompok mempunyai orientasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan - adanya keseimbangan tugas dan aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan kelompok - bersifat menarik dan menantang serta mempunyai resiko kegagalan yang kecil dalam mencapainya - adanya kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok - berapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan kelompok

kesalingtergantungan kelompok

Teori Ketergantungan Media (bahasa Inggris: Dependency Theory) adalah teori tentang komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu [1]. Teori ini diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur. Mereka memperkenalkan model yang menunjukan hubungan integral tak terpisahkan antara pemirsa, media dan sistem sosial yang besar. Konsisten dengan teori-teori yang menekankan pada pemirsa sebagai penentu media, model ini memperlihatkan bahwa individu bergantung pada media untuk pemenuhan kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya, tetapi mereka tidak bergantung pada banyak media dengan porsi yang sama besar. Besarnya ketergantungan seseorang pada media ditentukan dari dua hal. * Pertama, individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit. Sebagai contoh, bila anda menyukai gosip, anda akan membeli tabloid gosip dibandingkan membeli koran Kompas, dimana porsi gosip tentang artis hanya disediakan pada dua kolom di halaman belakang, tetapi orang yang tidak menyukai gosip mungkin tidak tahu bahwa tabloid gosip kesukaan anda, katakanlah acara Cek dan ricek, itu ada, ia pikir cek dan ricek itu hanya acara di televisi, dan orang ini kemungkinan sama sekali tidak peduli berita tentang artis di dua kolom halaman belakang Kompas. * Kedua, persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu. Sebagai contoh, bila negara dalam keadaan tidak stabil, anda akan lebih bergantung/ percaya pada koran untuk mengetahui informasi jumlah korban bentrok fisik antara pihak keamanan dan pengunjuk rasa, sedangkan bila keadaan negara stabil, ketergantungan seseorang akan media bisa turun dan individu akan lebih bergantung pada institusi - institusi negara atau masyarakat untuk informasi. Sebagai contoh di Malaysia dan Singapura dimana penguasa memiliki pengaruh besar atas pendapat rakyatnya, pemberitaan media membosankan karena segala sesuatu tidak bebas untuk digali, dibahas, atau dibesar-besarkan, sehingga masyarakat lebih mempercayai pemerintah sebagai sumber informasi mereka.

Persepsi Keanggotaan

persepsi keanggotaan yang didefinisikan oleh bererapa tokoh yaitu : a) Smith (1945) : kelompok sosial adalah satu unit yang terdiri dari sejumlah organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentang kesatuan mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat dan bertingkah laku dengan cara yang sama terhadap lingkungan. b) Bales (1950) : kelompok kecil adalah sejumlah orang yang berinteraksi secara langsung dimana masing-masing anggota menerima persepsi dan impresi pertama dengan yang lain dan memberi reaksi satu dengan yang lain.

interaksi interpersonal

Interpersonal interaction encompasses all types of contact between people. interaksi interpersonal mencakup semua jenis kontak antara orang-orang. For example, you and I are having an interpersonal interaction here. Misalnya, Anda dan saya mengalami interaksi interpersonal di sini. You've asked a question and I've given an answer. Anda telah mengajukan pertanyaan dan saya sudah memberi jawaban. And although we will never see each other or speak to each other, it is an interaction. Dan meskipun kita tidak akan pernah melihat satu sama lain atau berbicara satu sama lain, itu adalah interaksi. The key is that the interaction is between individuals. Kuncinya adalah bahwa interaksi antara individu. It may involve words, gestures, sounds, drawings, touch, smell. Ini mungkin melibatkan kata, gerak tubuh, suara, gambar, sentuhan, bau. The interaction may be brief or may go on for hours or days. Interaksi mungkin singkat atau dapat berlangsung berjam-jam atau hari. It may be a one-time interaction or it may be a series that goes on for a lifetime. Ini mungkin sebuah interaksi satu kali atau mungkin seri yang berlangsung seumur hidup. The key is that it is driven by the persons involved and it involves some something "interactive.". Kuncinya adalah bahwa hal itu didorong oleh orang yang terlibat dan melibatkan beberapa sesuatu "interaktif.". If I fantasize about a movie star, that is not an interpersonal interaction. Jika aku berkhayal tentang bintang film, yang tidak memerlukan interaksi interpersonal. If I see a sports star on TV, that is not an interpersonal interaction. Jika saya melihat bintang olahraga di TV, yang tidak interaksi interpersonal. If I go to a message board and talk with other fans, that IS an interpersonal interaction. Jika saya pergi ke sebuah papan pesan dan berbicara dengan penggemar lainnya, yang IS interaksi interpersonal. If I smile at someone on an elevator and they give me a dirty look, that is an interpersonal interaction. Jika saya tersenyum pada seseorang di lift dan mereka memberikan saya terlihat kotor, yang merupakan interaksi interpersonal. If I practise my smile in a mirror, it is not. Jika saya berlatih senyum saya di cermin, tidak. Hope that's of some help. Harapan itu dari bantuan.

psikologi sosial

Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Dari berbagai pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi sosial dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial. Sedangkan latar belakang timbulnya psikologi sosial, banyak beberapa tokoh berpendapat, semisal, Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologi sosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi sosial antar manusia. Bedah lagi dengan Gustave Le Bon, bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwa massa yang masing-masing berlaianan sifatnya. Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi sosial tumbuh secara aktif dan program gelar dalam psikologi dimulai disebagaian besar universitas Dasar mempelajari psikologi sosial berdasarkan potensi –potensi manusia, dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan masyarakat. Potensi-potensi tersebut antara lain: 1. kemampuan menggunakan bahasa 2. adanya sikap etik 3. hidup dalam 3 dimensi (dulu, sekarang, akan datang ) Ketiga pokok di atas biasa disebut sebagai syarat human minimum. Dengan demikian yang tidak memenuhi human minimum dengan sendirinya sukar digolongkan sebagai masyarakat. Obyek manusia mempelajari psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial / gejala-gejala sosial. Sedangkan metode sosial antara lain : a. Metode Eksperimen, b. Metode survey, c. Metode Observasi, d. Metode diagnostik – psychis, e. Metode Sosiometri. sumber:http://www.ikatanpsikologisosial.org/

psikologi kelompok

Manusia memerlukan kelompok untuk survive. anggota kelompok bermakna memuaskan beberapa yang dasar kebutuhan psikologis, dengan bergabung dengan orang lain, seseorang dapat memecahkan permasalahan yang meliputi dirinya. Kesuksesan suatu Kelompok adalah memberikan pelayanan dalam hal perbedaan individu yaitu menyediakan pelayanan untuk berinteraksi bagi setiap anggota. Dalam penelitian disebutkan bahwa ada 16 faktor yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa kriteria fungsi kelompok dalam mewujudkan kepuasan anggota. Pria memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi dalam kelompok dibanding dengan wanita, tetapi pria juga memiliki tingkat ketidakpuasan paling tinggi dibanding perempuan dalam suatu kelompok. Beberapa Kriteria yang dapat menimbulkan kepuasan anggota dalam suatu kelompok adalah social bonding, yaitu dimana kelompok tersebut menyenangkan bagi anggotanya. Sehingga anggota tersebut merasa senang menjadi bagian dari kelompok. Social comparison-upward, yaitu dimana suatu anggota merasa terinspirasi oleh anggota yang lain, sehingga dia dapat melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh anggota yang menjadi inspirasinya. Social esteem, yaitu terwujudnya suatu harga diri anggota dikarenakan dia telah menjadi satu dengan anggota-anggota yang lain, dari sinilah akan muncul harga diri suatu kelompok. Social learning, yaitu dimana anggota tersebut merasa mendapat suatu pelajaran yang berarti dalam kelompok yang dimasukinya. Tetapi ternyata terdapat 2 kriteria yang kurang dapat memuaskan suatu anggota kelompok. 2 kriteria tersebut adalah social control dan social comparison-downward. Social control adalah satu anggota dapat mempengaruhi anggota yang lain. Ketidak mampuan anggota dalam mengambil suatu beban sendiri dalam mempengaruhi, sehingga dia membutuhkan anggota yang lain untuk menanggung beban yang sama, kecuali bila anggota tersebut mempunyai power tersendiri. Sedangkan yang kedua  adalah social coparison downward adalah kemampuan individu dalam menghasilkan atau berbuat sesuatu untuk anggota kelompok. Sehingga dia dapat merasakan perasaan lebih baik dari pada anggota yang lain. Karena sesungguhnya bukan satu orang yang merasa lebih baik atas segalanya dalam suatu kelompok, tetapi bagaimana anggota kelompok yang lain dapat memberikan inspirasi untuk dirinya. Sehingga akan mucul suatu kepuasan bagi anggota tersebut. sumber:http://mediaindonesia.co.cc/search/label/perbandingan+teori-teori+psikologi+kelompok