Rabu, 03 November 2010
kasus penyimpangan Seksual
JEMBRANA, TRIBUN-TIMUR.COM -- GA (18) pelaku pemerkosaan terhadap sapi di Jembrana mengaku tidak merasa bersetubuh dengan sapi melainkan dengan seorang wanita berwajah cantik.
"Saat diinterogasi, anak ini mengaku merasa melihat wanita cantik. Dirinya pun merasa seperti terbang," ujar Ida Bagus Legawa.
Legawa menambahkan, lokasi terjadinya persetubuhan GA dengan sapi itu dipercaya banyak warga sebagai tempat tinggal makhluk halus. Beberapa warga mengaku sering melihat seorang wanita cantik dan pria tampan di tempat tersebut.
Menurut dia, jika perilaku itu dilakukan karena atas dasar hawa nafsu, maka itu tetap tidak benar. "Kondisi alam di situ memang penuh nuansa niskala (tidak nyata, Red)" ujarnya.
Secara logika, imbuhnya, GA yang bertubuh pendek -sekitar 160 sentimeter- tidak mungkin alat kelaminnya akan dapat menyentuh alat kelamin sapi. "Apalagi dilakukan dengan posisi berdiri," ucap Legawa.
Tetapi, katanya, sang pelaku yakin bahwa kala itu tidak sedang bersetubuh dengan sapi. "Melainkan dengan wanita cantik," ulang Legawa.
Catatan Surya, kasus serupa pernah terjadi di Kabupaten Buleleng, Bali, Agustus 2008 silam. Kala itu, pelakunya adalah kakek bernama Nengah Sutarya. Perbuatan mesum ini dilakukan Sutarya di kandang sapi `malang' tersebut, di Desa Julah, Tejakula, Buleleng.
Menurut Ketua Kelian (Kepala) Desa Pakraman Julah, Ketut Sidemen, sang kakek tepergok seorang warga sedang telanjang sambil memegang pantat sapi betina milik keponakannya.
Akibat perbuatan tak senonoh tersebut, pada awal September 2009 Sutarya harus menanggung biaya upacara Pecaruan Balik Sumpah. Upacara ini dilakukan untuk membersihkan desa yang ternoda oleh perbuatan Sutarya. Termasuk juga untuk mencegah kejadian serupa terulang di kemudian hari. (surya)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar