Sabtu, 24 April 2010
Kasus Anak berkebutuhan Khusus
Pertanyaan
Ass, ibu…apakah kalau sang anak di vonis ber iq rendah…maka dia harus bersekolah di sekolah kebutuhan khusus? apakah tidak ada penanganan lain untuk masa depannya nanti??? terima kasih ..wassalam
Jawaban
Wa’alaykumsalam wr wb,
Dear Ibu yang disayang ALLAH….
Memiliki anak dengan kebutuhan khusus bukanlah akhir dari segalanya. Justru, ini lah awal dari perjuangan Ibu sekeluarga dalam memaknai amanah tersebut. Saya bisa memahami kebingungan Ibu, karena saya pun dikaruniaiNYA anak dengan kebutuhan khusus. Satu hal yang perlu kita tanamkan dalam hati adalah rasa khusnudzhan kita kepadaNYA. ALLAH menciptakan segala sesuatu yang dikehendakiNYA tidak lah dengan sia-sia. InshaALLAH, Banyak hikmah yg akan bisa kita petik dari anak spesial kita tersebut.
Ibu, ada beberapa hal yang harus saya klarifikasi dari pertanyaan yang Ibu sampaikan, terutama mengenai statement “anak memiliki IQ yang rendah”.
Pertanyaan saya adalah :
- Apakah pada anak Ibu telah dilakukan proses asessment yang melingkupi seluruh aspek perkembangan anak yang sesuai dengan usianya? Bila ya, adakah diagnosa yang ditetapkan oleh pemeriksa (dokter atau psikolog) mengenai kondisi anak Ibu?
Saya bertanya mengenai hal ini karena bila ternyata ada diagnosa tertentu yang erat kaitannya dengan gangguan perkembangan pada anak atau kesulitan belajar pada anak, maka IQ yang rendah bisa saja merupakan implikasi dari gangguan perkembangan atau kesulitan belajar yang dialami anak.
Sepekan yang lalu, saya dan tim, baru saja meng-asess seorg anak berusia 5 thn yg memiliki IQ berada pada taraf moderate mental retardation (keterbelakangan mental taraf sedang). Asessment kami lakukan karena secara logika, anak dengan taraf IQ moderate MR tebtunya akan mengalami banyak hambatan dalam hal akademik dan kehidupan kesehariannya. Namum kenyataannya, anak tersebut bisa menulis, membaca, juga bisa menghafal do’a dan surat2 pendek.
Dari asessment yang kami lakukan, baru lah kami bisa mengetahui mengapa ia memiliki taraf IQ yang rendah. Ternyata, ia memiliki kesulitan dalam memproses informasi yang masuk sehingga ia mengalami hambatan dalam menyelesaikan masalah yang ia hadapi. Karena itu, dibutuhkan terapi yang intensif guna meningkatkan kemampuannya dalam memproses informasi yang masuk sehingga diharapkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah juga semakin baik.
Atau bila ternyata anak Ibu mengalami gangguan perkembangan, seperti Autisme, maka akan berbeda pula treatment yg harus dilakukan.
Bila memang ternyata anak Ibu, “pure”, hanya mengalami IQ rendah, maka pertanyaan selanjutnya adalah :
- Pada level berapa IQ yang dimiliki oleh anak Ibu? Karena untuk setiap level, treatment yang dilakukan juga akan berbeda. Yang jelas, untuk anak-anak yang memiliki IQ dibawah rata2 (taraf borderline – moderate), maka yang bisa kita lakukan dalam menyusun strategi program pembelajaran adalah sbb :
a. Pelajaran harus bersifat konkrit (erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari).
b. Metode pengajaran dengan pendekatan individual (tidak bisa dalam kelas besar).
c. Pengulangan terhadap materi pelajaran harus dillakukan secara terus menerus.
d. Memecah satu tugas besar menjadi beberapa bagian yg kemudian dipelajari anak secara bertahap, sehingga anak bisa lebih mudah memahami dan melakukannya.
e. Menggunakan berbagai media yang bisa memudahkan anak untuk dapat lebih memahami materi pelajaran.
f. Jangan terlalu menuntut syarat2 akademik yang tinggi.
g. Kata-kata yang digunakan haruslah kata2 yang sederhana dan mudah dipahami anak.
h. Mengajarkan kemandirian dan keterampilan pada anak mendapat porsi terbesar dalam proses pembelajaran.
Saat ini, yang perlu Ibu lakukan adalah mulai mengidentifikasi dan memahami apa bakat dan potensi yang dominan pada anak yang kemudian bisa kita kembangkan sehingga kelak bakat dan potensinya tersebut bisa menjadi bekal anak untuk hidup mandiri di masa datang.
Saya punya beberapa teman, para Ibu yang Subhanallah, luar biasa… Ada seorg Ibu yang sampai saat ini anaknya sudah berusia 11 thn, dengan autisme, belum bisa bicara, masih hyperaktive, secara akademik pun tidak mengalami kemajuan berarti, namun pada akhirnya kita menemukan sisi potensi pada anak tersebut. Ternyata ia sangat terampil mengerjakan tugas2 rumah tangga, seperti menjemur, membersihkan rumah dan dapur, dll.
Alhamdulillah, dengan penuh kebanggaan sang Ibu mengatakan, “Alhamdulillah ya Bu Fajri, InshaALLAH ke depan anak saya mungkin bisa bekerja di bagian bersih2 ya….”. Subhanallah…. memiliki anak dengan kebutuhan khusus akan membuat kita jauh lebih bisa mensyukuri nikmat2 yang ALLAH berikan yang terkait dengan perkembangan anak. Meski kelihatannya sepele, tapi kita akan jauh lebih bisa menyadari arti perkembangan tersebut dan senantiasa bersyukur kepadaNYA.
Jangan Ibu terlalu banyak berpikir tentang masa depan, karena itu hanya akan membuat Ibu menjadi semakin stress. Fokuslah pada apa yang bisa Ibu lakukan pada anak saat ini. Kita wajib berikhtiar semaksimal yang kita mampu. Setelah itu, kita pasrahkan kepada ALLAH saja. ALLAH lah yang memberikan amanah anak spesial tsb kepada kita. InshaALLAH DIA pula yang akan menjaganya dengan sebaik2 penjagaan.
Tetap semangat ya Bu….. Sun sayang saya untuk ke-dua putrinya yang cantik2….
Wassalamu’alaykum wr wb
Fajriati Maesyaroh, Psi.
Sumber:http://rumahbungamatahari.wordpress.com/biro-psikologi-anak-dan-keluarga/anak-anak-spesial/anak-berkebutuhan-khusus-iq-rendah/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar